Bunda Corla Comeback Lewat ‘Mertua Ngeri Kali’: Drama Komedi tentang Benturan Generasi dalam Satu Atap

Drama benturan generasi antara Donda dan Andara di “Mertua Ngeri Kali” menghadirkan komedi segar dengan konflik yang terasa nyata di banyak rumah Indonesia.

FILM

Redaksi Fasamedia

12/9/20252 min read

Jakarta, Fasamedia — Sosok Bunda Corla kembali menyita perhatian publik setelah diumumkan membintangi film komedi keluarga terbaru berjudul “Mertua Ngeri Kali”, garapan rumah produksi Im-a-gin-e. Film ini mengangkat konflik klasik antara menantu dan mertua yang dikemas dengan sentuhan budaya Batak, dinamika rumah besar, serta pertarungan nilai antara generasi lama dan generasi muda.

Dalam film ini, Bunda Corla berperan sebagai Donda, seorang mertua yang vokal, tegas, dan sangat dominan. Karakter Donda digambarkan penuh energi, mudah tersinggung, serta memiliki standar tinggi terhadap menantunya. Sementara itu, pasangan muda Raja (Dimas Anggara) dan Andara (Naysilla Mirdad) hidup berdampingan dengan Donda dan seluruh keluarga besar di satu rumah besar peninggalan ayah Raja. Situasi inilah yang menjadi sumber kekacauan, kehangatan, sekaligus komedi yang menghidupkan film ini.

Benturan Nilai Lama dan Baru

“Mertua Ngeri Kali” tidak sekadar mengisahkan mertua galak dan menantu yang sabar. Film ini menjelajahi topik lebih dalam: benturan nilai antar generasi. Pada satu sisi, Donda mewakili generasi lama yang memegang teguh nilai tradisional. Di sisi lain, Andara adalah potret perempuan modern yang berjuang menyeimbangkan karier dan kehidupan rumah tangga. Ketegangan antara keduanya adalah cerminan nyata dari dinamika keluarga Indonesia masa kini.

Sebagai penulis skenario, Andara digambarkan terus dikejar deadline. Namun ia hampir tak pernah bisa bekerja dengan tenang. Press release menuliskan bahwa setiap kali Andara mencoba fokus, “ada saja hal yang membuatnya gagal berkonsentrasi, mulai dari suara gaduh rumah akibat Donda dan teman-teman sosialitanya, sampai komentar Donda yang tidak pernah merasa puas.”

Dalam pandangan Donda, apa pun yang dilakukan Andara terasa salah. Bekerja dianggap lalai, istirahat dianggap malas, bahkan membantu pun masih dinilai tidak maksimal. Ketidakseimbangan ekspektasi ini menciptakan ketegangan emosional yang menjadi konflik utama film.

Keluarga Batak: Ramai, Hangat, dan Kadang Melelahkan

Film ini juga menonjolkan budaya Batak yang dikenal penuh kehangatan, solidaritas, dan komunikasi yang lantang. Suara gaduh, debat kecil, hingga tawa keras adalah bagian keseharian yang digambarkan dengan begitu alami. “Fenomena tinggal satu atap dengan keluarga besar bukan hal baru di Indonesia,” tulis press release. Komentar ini menggarisbawahi bagaimana budaya komunal masih melekat kuat di masyarakat.

Meski mengangkat konflik yang kerap terjadi di rumah-rumah Indonesia, cerita film ini tetap menyelipkan pesan bahwa keluarga adalah tempat kembali. Ramai atau ribut, keluarga tetap menjadi pusat cinta dan pengertian.

Im-a-gin-e Kembali Hadirkan Cerita Dekat dengan Realita

Rumah produksi Im-a-gin-e dikenal sebagai studio yang menghasilkan karya-karya relevan dan dekat dengan keseharian, seperti Tetangga Masa Gitu?, OK-JEK, Ustad Milenial, hingga Single & Hopefully Happy. Kekuatan mereka terletak pada kemampuan menggabungkan komedi, drama, dan pesan emosional dalam satu narasi yang natural.

Dalam “Mertua Ngeri Kali”, Im-a-gin-e sekali lagi menyuguhkan cerita yang mencampur kekacauan dan kehangatan. “Film ini menggambarkan keluarga, cinta, dan kekacauan dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh Im-a-gin-e,” demikian pernyataan dalam press release.

Rilis Perdana 11 Desember 2025

Film ini siap tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 11 Desember 2025. Penonton bisa mengikuti kabar terbarunya melalui Instagram resmi @mertuangerikali.film dan @im_a_gin_e. Dengan kehadiran Bunda Corla yang karismatik dan dinamika keluarga yang relate dengan banyak orang, film ini diprediksi menjadi salah satu tontonan keluarga paling hangat di akhir tahun.

Kontributor: Sarah Limbeng

Penulis: Permadani T.

Editor: Permadani T.