Dari Mimpi Gila Jadi Sejarah: Bagaimana JUMBO Menjadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa?

“JUMBO bukan sekadar tontonan. Ia adalah pergerakan.” – Angga Dwimas Sasongko

*** 

Jakarta - Bayangkan sebuah mimpi yang lahir dari ide gila, dipertahankan selama tujuh tahun, dan akhirnya mencatat sejarah. Itulah kisah JUMBO, film animasi produksi Visinema Studios yang kini resmi menyandang predikat sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa. Hingga Senin sore (2 Juni 2025), lebih dari 10.076.973 penonton telah menyaksikan kisah mengharukan ini di layar lebar.

Yang membuat pencapaian ini semakin luar biasa, JUMBO hanya butuh dua bulan sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025 untuk menembus angka 10 juta. Film ini bukan hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga mengukir prestasi sebagai film animasi terlaris se-Asia Tenggara dan akan tayang di lebih dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, hingga Afrika.

Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, JUMBO menyuguhkan cerita yang menyentuh: tentang Don, karakter muda yang mengejar mimpinya tampil dalam pertunjukan bakat melalui sandiwara panggung, terinspirasi dari buku warisan orang tuanya. Bersama sahabat barunya, petualangan Don mengajarkan tentang keberanian, percaya diri, dan makna persahabatan sejati.

Film ini bukan karya instan. Selama lima tahun, lebih dari 420 kreator lokal mencurahkan waktu dan energi untuk mewujudkan JUMBO.

“Rasanya seperti mimpi yang akhirnya terwujud. Film animasi lokal dengan tema universal, dibalut dengan rasa dan nilai khas Indonesia, bisa diterima dengan hangat oleh masyarakat dan keluarga Indonesia,” ujar Ryan Adriandhy, sang sutradara.

“Terima kasih untuk seluruh tim JUMBO yang telah mencurahkan hati sejak lima tahun lalu, serta para penonton, komunitas, filmmaker, dan institusi atas dukungannya. Semoga JUMBO hidup lebih lama di hati kalian,” tambahnya.

Di balik keberhasilan JUMBO, ada kisah perjuangan panjang yang menyentuh. Angga Dwimas Sasongko, Pendiri Visinema, menyebut proyek ini sebagai salah satu pertaruhan terbesar dalam hidupnya.

“Tujuh tahun lalu, JUMBO lahir dari sebuah kegilaan yang terencana. Mimpi untuk membangun animasi Indonesia yang bisa menyentuh jutaan hati. Bukan sekadar tontonan, tapi pergerakan,” ungkap Angga.

“Saya tidak pernah melangkah sendirian. Ini adalah hasil dari ratusan insan luar biasa di Visinema dan semua yang sejak awal percaya pada cerita ini. Yang terpenting, penonton Indonesia—yang menjadikan JUMBO lebih dari sekadar film, tapi jadi milik kita bersama,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan oleh Herry B. Salim, CEO Visinema Studios, yang menegaskan bahwa kesuksesan ini adalah buah dari sinergi antara pencipta dan penikmat karya.

“Capaian JUMBO tak bisa diraih tanpa dukungan nyata dari penonton, komunitas kreatif, reviewer, dan insan perfilman Indonesia,” jelas Herry.

“Visinema Studios percaya, karya yang baik akan menemukan tempat di hati penikmatnya. Semoga JUMBO menjadi memori masa kecil yang indah, dan menjadi inspirasi bagi industri animasi Indonesia ke depan.”

Kesuksesan JUMBO bukan akhir perjalanan. Visinema Studios sudah menyiapkan sederet karya keluarga yang tak kalah kuat dalam makna. Salah satunya, Musikal Keluarga Cemara yang akan hadir mulai Juni 2025. Menyusul kemudian, film keluarga Panggil Aku Ayah, adaptasi dari film Korea Pawn, hasil kolaborasi Visinema dengan CJ ENM, yang dijadwalkan tayang Agustus 2025.

Dengan pencapaian fantastis ini, JUMBO bukan sekadar film—ia adalah simbol kebanggaan, harapan, dan kerja keras anak bangsa. Film ini masih tayang di berbagai bioskop Indonesia, dan menjadi pilihan sempurna untuk ditonton bersama keluarga.

Jadilah bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Saksikan JUMBO di bioskop sekarang juga! Untuk update terbaru, ikuti akun resmi @visinemaid dan @jumbofilm_id di media sosial.

Editor: Permadani T.