Indonesia Mengguncang Cannes 2025: Dari Silat hingga Animasi, Siap Taklukkan Dunia!

Indonesia kembali unjuk gigi di panggung film dunia lewat partisipasi di Cannes Film Festival 2025. Dari film laga, animasi, hingga komik lokal yang siap go internasional, sinema Indonesia hadir dengan semangat kolaborasi global. Ini bukan sekadar tampil—ini tentang menunjukkan kekuatan cerita Indonesia pada dunia.

ENTERTAINMENT

Redaksi Fasamedia

5/6/20252 min read

Jakarta - Indonesia kembali mencuri perhatian di ajang film paling bergengsi di dunia, Cannes Film Festival 2025. Lewat kehadiran Paviliun Indonesia di Marche du Film, pasar film terbesar di dunia yang merupakan bagian dari festival tersebut, Indonesia siap memperluas jejaring internasional dan membuka peluang kolaborasi global demi kemajuan industri perfilman tanah air.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyampaikan dukungannya dalam Taklimat Media Cannes International Film Festival yang digelar di CGV FX Sudirman, Senayan. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku industri film yang telah berkontribusi membawa budaya Indonesia ke dunia internasional.

Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama insan perfilman, sutradara, produser, aktor, penulis, animator, teknisi, hingga pekerja kreatif lain yang bekerja sepenuh hati membangun jembatan budaya Indonesia dan dunia melalui sinema,” ucapnya.

Fadli juga berharap kehadiran Indonesia di Cannes tak hanya bersifat simbolis, tapi memberi dampak nyata.

Saya berharap kehadiran ini bukan sekadar kehadiran biasa. Kita berharap ini akan memperkuat kembali inspirasi, semangat, dan daya dukung serta daya dorong bagi industri film, baik di internasional maupun di daerah-daerah. Di dalam negeri, kita sudah mendapatkan apresiasi yang sangat baik dengan jumlah penonton film tahun lalu mencapai 81 juta penonton untuk film Indonesia, mengalahkan penonton film asing sekitar 40 jutaan. Kita berharap dengan kehadirannya di Cannes ini bisa memperkuat kolaborasi dan menarik banyak mitra internasional lain.” tambahnya.

Beberapa film dan proyek Indonesia akan tampil di Marche du Film. Salah satunya Ikatan Darah, film laga yang diproduseri Iko Uwais lewat Uwais Pictures, yang mengangkat silat dan cerita lokal untuk menarik mitra internasional.

Film animasi Jumbo juga ikut serta. Dengan raihan lebih dari 8 juta penonton, Jumbo kini menjadi film Indonesia terlaris ketiga sepanjang masa dan siap untuk menembus pasar global.

Tak hanya film, komik Indonesia juga ikut meramaikan. Tiga IP lokal—Bandits of Batavia (Beyondtopia), Locust (Studio Kosmik), dan Jitu (Caravan Studio)—siap dialihwahanakan ke layar lebar. Ketiganya dipilih melalui JAFF Market dan akan tampil dalam program Spotlight Asia.

Aktor kenamaan Reza Rahadian juga hadir, kali ini sebagai sutradara debut dalam film panjang bertajuk Pangku.

Saya sangat berbahagia karena kehadiran dan atensi dari Kementerian Kebudayaan luar biasa terhadap kemajuan perfilman dan kebudayaan Indonesia. Terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Kebudayaan yang sudah memberikan support untuk kami bisa berangkat dan saya merasa kehadiran pemerintah itu nyata bagi banyak insan film Indonesia,” ujar Reza.

Film Monster Pabrik Rambut karya sutradara Edwin dari Palari Films juga ikut serta. Film ini memiliki judul Internasional Sleep No More, dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, Iqbaal Ramadhan, dan Sal Priadi, serta merupakan hasil kolaborasi Indonesia, Singapura, Jepang, dan Jerman.

Legenda film Indonesia, Christine Hakim, turut meramaikan Cannes tahun ini. Setelah dulu membintangi Tjoet Nja’ Dhien (1989), kini ia kembali sebagai produser untuk The Mourning Journey karya Garin Nugroho dan dibintangi Reza Rahadian.

Sutradara dan produser Razka Robby Ertanto juga terpilih dalam program Producers Network, di mana ia akan memperkenalkan proyek film tentang penyanyi seriosa legendaris Rose Pandanwangi.

Sementara itu, produser Yulia Evina Bhara kembali hadir di Cannes, kali ini sebagai juri di Semaine de La Critique (Critics Week).

Ada banyak potensi di depan mata yang sebenarnya sebagai filmmaker kami siap sedia, kapan saja ketika kami akan dilibatkan, tentu saja kami akan siap. Mudah-mudahan, sinergi ini ke depan akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar." harap Yulia.

Ia juga terlibat dalam film Renoir, karya sutradara Jepang Chie Hayakawa, yang masuk kompetisi utama Cannes. Film ini merupakan proyek ko-produksi Jepang, Indonesia, Prancis, Filipina, dan Singapura.

Di akhir acara, Menteri Fadli Zon menegaskan pentingnya partisipasi Indonesia dalam ajang internasional seperti ini.

Saya ingin mengucapkan lagi selamat kepada para insan perfilman indonesia yang akan menjadi duta budaya Indonesia. Prestasi dan langkah ini menjadi semacam milestone baru pada perfilman Indonesia agar semakin maju dan kehadirannya mendapat apresiasi di tingkat internasional sesuai dengan amanat konstitusi kita pada pasal 32 ayat 1 UUD 1945, negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia." tutupnya.

Editor: Permadani T.