“Jodoh 3 Bujang”: Ketika Tradisi dan Cinta Bertabrakan dalam Komedi Romantis Terbaru Starvision

Tiga bujang bersaudara diminta menikah bersamaan demi tradisi, tapi rencana mereka nyaris gagal saat salah satu calon pengantin tiba-tiba dijodohkan dengan pria lain. Jodoh 3 Bujang, film komedi romantis berlatar budaya Bugis-Makassar, hadir di bioskop mulai 26 Juni 2025!

FILM

Redaksi Fasamedia

6/20/20252 min read

Jakarta — Starvision kembali menghadirkan kisah komedi romantis yang menyentuh dan sarat budaya melalui film terbarunya, Jodoh 3 Bujang, yang tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025. Bekerja sama dengan Rhaya Flicks, film ini diangkat dari kisah nyata pernikahan kembar tiga bersaudara yang sempat viral dan diangkat ke dalam dokumenter pendek.

Disutradarai oleh Arfan Sabran dan ditulis bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab, Jodoh 3 Bujang mengangkat latar budaya Bugis-Makassar yang kental dan masih erat dengan nilai tradisi. Film ini dibintangi sederet aktor muda populer seperti Jourdy Pranata, Maizura, Rey Bong, Christoffer Nelwan, Aisha Nurra Datau, dan Barbie Arzetta.

Cerita berpusat pada tiga bujang bersaudara: Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong), yang diminta oleh orangtua mereka untuk menikah secara bersamaan demi efisiensi biaya adat. Namun rencana itu nyaris gagal saat calon pasangan Fadly, Nisa (Maizura), tiba-tiba dijodohkan dengan pria lain yang lebih mapan.

"Fadly harus menemukan jodoh pengganti dalam waktu singkat, atau seluruh rencana pernikahan kembar ini batal!" ungkap Starvision dalam rilisnya. Dalam pencariannya, Fadly mencoba segala cara, mulai dari dating app hingga perjodohan tradisional—menunjukkan betapa kompleksnya proses “mencari jodoh” di era modern, apalagi ketika dibumbui tekanan keluarga dan norma adat.

Produser Chand Parwez Servia mengatakan film ini menawarkan perspektif baru dalam sinema Indonesia dengan menyoroti realitas anak muda yang berjuang antara cinta, ekspektasi keluarga, dan tradisi.

Starvision selalu ingin menghadirkan cerita-cerita yang kuat dari berbagai wilayah Indonesia. Setelah Komang dengan latar budaya Buton dan Bali, kini kami hadirkan Bugis-Makassar. Semoga penonton bisa mengambil pelajaran berharga dari film ini,” kata Chand.

Senada, produser dari Rhaya Flicks, Futih Aljihadi, menyebut film ini menyajikan kehangatan khas Starvision yang berpadu dengan kekuatan cerita lokal.

"Film ini memberikan kita pandangan baru tentang keberagaman budaya di Indonesia," ucapnya.

Konflik utama juga dirasakan karakter Nisa, yang harus memilih antara cinta lama dan pria dengan uang panai Rp500 juta. “Nisa bukan karakter antagonis. Dia korban dari sistem sosial yang menekan banyak perempuan untuk menikah demi status, bukan cinta,” ujar Maizura.

Di sisi lain, karakter Rifa (Aisha Nurra Datau) justru mengalami dilema berbeda: takut jika statusnya sebagai perempuan Bugis berpendidikan tinggi dan sudah umrah justru membuat uang panainya terlalu tinggi.

Film ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal bagaimana perempuan muda Bugis berpikir tentang pernikahan dan ekspektasi sosial. Ini adalah potret realitas perempuan daerah yang jarang terdengar,” ungkap Aisha.

Bagi Jourdy Pranata, peran Fadly merupakan tantangan tersendiri. “Premisnya sangat menarik. Tiga saudara mau nikah bareng, tapi satu tiba-tiba ditikung. Apalagi ada budaya uang panai yang bagi saya sangat baru,” ujar Jourdy.

Sutradara Arfan Sabran menambahkan bahwa film ini menggambarkan dinamika generasi muda di Makassar yang berada di tengah benturan antara nilai tradisional dan modernitas.

Makassar adalah kota dinamis. Tapi dalam modernitasnya, masih ada adat yang dijunjung tinggi. Saya ingin menunjukkan dampak pergeseran tradisi ini pada dua generasi sekaligus,” tuturnya.

Jangan Lewatkan “Jodoh 3 Bujang” di Bioskop Mulai 26 Juni 2025! Ikuti informasi terbarunya melalui akun Instagram @jodohtigabujang dan @starvisionplus, serta TikTok @StarvisionOfficial.

Editor: Permadani T.