Kengerian Semeru: 1.156 Jiwa Terpaksa Kabur Saat Awan Panas Menyembur

Erupsi Gunung Semeru memaksa 1.156 warga mengungsi. Pemerintah menetapkan status tanggap darurat dan mengirim bantuan logistik ke lokasi terdampak.

TRENDING NEWS

11/21/20251 min read

Fasamedia — Pada Rabu (19 November 2025), Gunung Semeru kembali beraksi. Sekitar pukul 14.13 WIB, gunung tertinggi di Jawa Timur itu meletus, mengeluarkan awan panas dan material vulkanik yang memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka secepat kilat.

Hingga pagi berikutnya, BPBD Jawa Timur melaporkan 1.156 jiwa mengungsi dari zona terdampak. Titik pengungsian tersebar di dua kecamatan: Pronojiwo dan Candipuro. Lokasi paling padat adalah Masjid Ar-Rahmah di Oro-Oro Ombo, menampung sekitar 500 orang. Titik lainnya adalah Balai Desa Oro-Oro Ombo, SDN 4 Supiturang, dan beberapa lokasi di Candipuro.

Respon Cepat Pemerintah

Menindaklanjuti erupsi, Bupati Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari, mulai 19 November hingga 25 November. Langkah ini diambil agar penanganan pengungsi, pendataan korban, dan distribusi bantuan berjalan terkoordinasi.

Sementara itu, Pemprov Jawa Timur turut ambil peran aktif. Melalui BPBD, berbagai bantuan logistik dikirim ke pos-pos pengungsian. Di antaranya masker respirator dan medis, selimut, sepatu tahan panas, alat komunikasi, hingga vitamin dan makanan siap saji. Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama: “Kami meminta seluruh warga segera berpindah ke titik evakuasi jika diarahkan petugas,” ujarnya.

Dampak Fisik ke Warga

Di tengah evakuasi, ada kabar tak mengenakkan: tiga warga mengalami luka bakar. Menurut laporan dari Detik Jatim, sepasang suami-istri menderita luka bakar derajat 2 saat melewati jembatan Curah Kobokan, sedangkan satu orang lain mengalami luka derajat 1 dan sedang dirawat di Puskesmas Pasirian.

Kondisi Pengungsian dan Tantangan

Menurut Satriyo Nurseno dari BPBD Jatim, jumlah 1.156 pengungsi adalah data sementara yang terkumpul hingga Rabu malam. Karena itu, pendataan terus dilakukan agar tidak ada masyarakat yang terlewat. Di sisi lain, fasilitas pengungsian sudah disiapkan, tetapi tantangannya tetap besar: mulai dari logistik hingga pemantauan kesehatan warga.

Warga lokal pun diimbau untuk tetap tenang dan patuh pada instruksi evakuasi. Dengan status Gunung Semeru yang meningkat, risiko bahaya tak bisa dianggap remeh. Pemerintah juga mengingatkan agar masyarakat mengandalkan informasi resmi dari BPBD atau instansi terkait, demi mencegah disinformasi.

Penulis: Permadani T.

Editor: Permadani T.