Kuncen: Film Horor Persahabatan Anak Muda di Gunung Merapi, Tayang 6 November 2025

Film Kuncen menggabungkan horor dan persahabatan anak muda di Gunung Merapi. Penuh misteri, drama emosional, dan kisah yang relate untuk Gen Z!

FILM

Redaksi Fasamedia

11/4/20254 min read

Fasamedia — Bayangkan berada di tengah pendakian menuju puncak gunung. Udara dingin menusuk kulit, sinyal ponsel hilang, dan kabut perlahan turun. Bersama dua sahabat, langkah terasa ringan di awal, penuh canda dan rencana. Namun, suasana berubah ketika jejak seseorang yang sedang dicari tak kunjung ditemukan, dan hal-hal di luar nalar mulai terjadi. Situasi inilah yang menjadi pintu masuk cerita film horor terbaru berjudul Kuncen, yang akan tayang serentak di bioskop pada 6 November 2025.

Film produksi Hers Productions dan Cinevara Studio ini membawa penonton menyelami kisah persahabatan, rasa kehilangan, dan pengalaman mistis yang dibalut dengan atmosfer Gunung Merapi yang ikonik. Dengan alur yang dekat dengan dunia anak muda, Kuncen menghadirkan kombinasi drama horor dan momen emosional yang terasa relevan bagi generasi saat ini.

Kuncen mengikuti cerita Awindya, diperankan oleh Azela Putri, yang nekat mendaki Gunung Merapi setelah kehilangan kontak dengan sang kekasih. Ia tidak sendiri. Dua sahabatnya—Vonny Felicia dan Mikha Hernan—ikut mendampingi sebagai bentuk dukungan. Perjalanan mereka yang semula penuh semangat berubah menjadi pengalaman yang mencekam setelah mengetahui bahwa sang juru kunci gunung ditemukan tewas akibat ilmu hitam. Situasi menjadi semakin pelik ketika mereka bertemu dengan dua pendaki lain, Yoga yang dimainkan Cinta Brian dan Diska oleh Davina Karamoy, yang juga sedang mencari orang terdekat mereka yang hilang.

Cerita ini terasa dekat dengan kehidupan anak muda karena menampilkan dinamika persahabatan yang hangat, penuh kekhawatiran, namun tetap kuat dalam situasi sulit. Ketakutan yang dialami para karakter tidak hanya soal hal mistis, tetapi juga rasa panik kehilangan seseorang yang berarti dan dilema antara mencari kebenaran atau menyelamatkan diri sendiri. Konflik batin dan perselisihan kecil yang muncul selama pendakian pun terasa realistis dan mudah ditemui dalam hubungan pertemanan di dunia nyata.

Apa yang membuat Kuncen terasa berbeda dari film horor Indonesia lainnya adalah perpaduan unsur budaya lokal dengan kisah para karakter yang datang dari kota. Sutradara Jose Poernomo menjelaskan bahwa meski menggunakan latar desa dan budaya sekitar gunung, para tokoh utama berasal dari lingkungan modern yang minim pemahaman mengenai adat pegunungan. “Meski film ini memiliki latar setting lokal dengan unsur mistis dari budaya lokal dari desa dekat pegunungan, namun permasalahan dan solusi yang ditampilkan di film ini adalah dari para karakter yang tinggal di kota. Jadi berbagai dinamika selama pendakian itu juga akan membawa kedekatan ke penonton muda tentang ketidaktahuan mereka pada apa yang terjadi sebenarnya di gunung dan akibat fatalnya,” ujar Jose Poernomo .

Hal ini membuat film Kuncen terasa “kontekstual” bagi anak muda yang terbiasa dengan kehidupan serba modern dan terkoneksi dengan teknologi, tetapi sering melupakan bahwa ada budaya serta kepercayaan yang harus dihormati saat memasuki ruang-ruang alam tertentu.

Selain elemen emosional, film ini menghadirkan ketegangan yang terasa nyata. Visualisasi suasana malam di gunung, jalan setapak yang sepi, kabut yang muncul tiba-tiba, dan suara-suara dari kejauhan menjadi elemen horor yang memikat. Atmosfer ini dibangun bukan sekadar untuk menakut-nakuti, tetapi juga membawa penonton merasakan keheningan, keterasingan, dan rasa waspada yang sering muncul saat berada di alam terbuka.

Produser Rahul Mulani menegaskan bahwa kehadiran juru kunci dalam film ini bukan sekadar tokoh tambahan, melainkan representasi dari penjaga adat dan keselamatan. “Dalam kepercayaan lokal masyarakat kita, gunung bukan cuma alam fisik, tapi juga menjadi tempat tinggal roh leluhur dan penjaga alam. Ada kebiasaan yang telah menjadi common knowledge di antara para pendaki dan juga masyarakat di sekitar pegunungan, izin ke Kuncen atau Juru Kunci berarti menghormati mereka yang ‘menjaga’ sebelum manusia datang. Di film ini, kami ingin menunjukkan bahwa Kuncen adalah penjaga adat sekaligus keselamatan, bukan cuma penjaga alam mistis,” kata Rahul Mulani .

Selain mengangkat budaya lokal, Kuncen juga menampilkan deretan pemain yang sedang naik daun. Selain Azela Putri, Davina Karamoy, dan Cinta Brian, film ini turut dibintangi Mikha Hernan, Vonny Felicia, dan Sara Wijayanto. Kehadiran Sara yang dikenal dengan karakter mistisnya memberikan sentuhan tersendiri dalam alur cerita. Meski layar yang didapat tidak panjang, karakter Sara memiliki pengaruh besar dalam perjalanan para tokoh utama.

Proses syuting Kuncen juga dipenuhi cerita di balik layar yang menarik. Azela Putri mengaku sempat merasakan pengalaman yang cukup menyeramkan dan hampir kerasukan saat berada di lokasi syuting. Ia menceritakan momen itu sebagai kejadian yang cukup membekas dalam ingatannya. “Jadi ada salah satu pemeran kuntilanak yang saat di lokasi itu berteriak. Aku kira itu Vonzy yang lagi ambil adegan. Teriakannya itu nonstop. Aku akhirnya lari pengen lihat seperti apa, eh tahunya ternyata ada yang kesurupan. Begitu teriakannya berhenti, tiba-tiba itu seperti mau berpindah ke aku. Jadi aku mengalami hampir mau kesurupan, itu rasanya ubun-ubunnya seperti mau ditarik,” cerita Azela .

Berbeda dengan pengalaman Azela, Davina Karamoy justru menghadapi tantangan dari sisi fisik. Memerankan karakter Diska, ia harus menjalani syuting dengan kostum yang kurang hangat di tengah udara dingin. “Jadi saat syutingnya, aku harus pakai celana pendek dan semacam rompi sleeveless. Aku lumayan tersiksa di sana karena sangat kedinginan. Sementara teman-teman cast yang lain itu pakai double coat dan sweater. Jadi tiap cut adegan itu aku selalu minta selimut karena dingin banget,” ungkap Davina .

Keikutsertaan Atta Halilintar sebagai produser eksekutif juga menjadi sorotan. Ia mengaku banyak belajar dari tim produksi dan para pelaku industri film. Menurutnya, Kuncen menjadi pengalaman yang membuka wawasan baru dalam proses penggarapan film. “Di film Kuncen saya banyak belajar dari teman-teman produser bagaimana membuat sebuah karya film untuk menjadi lebih baik lagi. Ini jadi momen saya untuk bisa mengambil pelajaran dari banyak pelaku perfilman yang lebih berpengalaman dan bisa saya gunakan ke depannya,” tutur Atta .

Dengan alur yang memadukan ketegangan, kehangatan persahabatan, dan pesan moral, Kuncen menawarkan pengalaman menonton yang tidak hanya menegangkan tetapi juga menyentuh. Banyak nilai yang dapat dipetik, salah satunya pentingnya menghormati adat dan memahami konsekuensi dari sikap ceroboh saat berada di alam.

Film Kuncen siap mengajak penonton menyelami misteri Gunung Merapi sekaligus merasakan dinamika hubungan persahabatan yang diuji dalam kondisi ekstrem. Untuk penonton muda, film ini menawarkan sesuatu yang terasa dekat, karena mengangkat persoalan yang biasa dihadapi dalam hubungan pertemanan, namun dengan latar yang penuh misteri.

Penonton dapat mengikuti kabar terbaru Kuncen melalui akun Instagram resmi @hersproduction. Jangan lewatkan penayangannya pada 6 November 2025 di jaringan bioskop seluruh Indonesia.

Kontributor: Sarah Limbeng

Editor: Permadani T.