Para Perasuk : Ketika Kerasukan Menjadi Gairah Kolektif, dan Film Menjadi Medium Transformasi

Apa jadinya jika kerasukan bukan dianggap musibah, tapi justru jadi hiburan bersama? Para Perasuk, film terbaru Wregas Bhanuteja, siap mengguncang layar lebar dengan cerita tak terduga dan visual yang memikat!

FILM

Redaksi Fasamedia

5/13/20252 min read

Jakarta - Bayangkan sebuah desa, di mana orang-orang tidak takut pada kerasukan. Bahkan sebaliknya—mereka merayakannya. Dalam budaya yang tak biasa itu, roh bukan ancaman, melainkan kesenangan. Inilah dunia yang dibangun Wregas Bhanuteja dalam film terbarunya, Para Perasuk.

Lewat unggahan di akun Instagram @rekatastudio, publik akhirnya mendapat gambaran pertama dari dunia penuh misteri itu. Tampilan perdana (first look) memperlihatkan para pemeran dalam momen-momen yang tampaknya bukan sekadar adegan, melainkan cuplikan jiwa dari karakter yang mereka mainkan.

Angga Yunanda tampak serius dengan terompet tradisional di tangan, seakan meniupkan napas pada dunia gaib. Bryan Domani memukul alat perkusi, membawa ritme dari sesuatu yang lebih dalam dari sekadar musik. Chicco Kurniawan memetik gitar dengan tenang, menyiratkan kedalaman yang mungkin akan terkuak dalam perjalanan cerita.

Lalu muncullah Maudy Ayunda, dalam keadaan seperti tak sadarkan diri. Wajahnya kosong, tubuhnya lunglai—seolah sedang dirasuki. Di sisi lain, Anggun berdiri gagah, mikrofon di tangan, melantunkan sesuatu yang terdengar seperti mantra, namun tetap dengan aura rockstar-nya. Indra Birowo, dengan tatapan pilu dan motor galon yang ia tunggangi, memberi warna tragis pada potret itu. Sementara Ganindra Bimo memancarkan kekuasaan, menghadirkan energi yang mengintimidasi.

First look yang kami tampilkan akan memberikan petunjuk tentang transformasi karakter para aktor di film ini, yang belum pernah dilihat oleh penonton sebelumnya di film-film mereka lainnya. Semoga kami bisa mempersembahkan sebuah karya yang bisa membawa kebaruan dan sesuatu yang fresh dan turut mendorong perkembangan perfilman Indonesia,” ungkap Wregas, penuh harap namun yakin.

Film Para Perasuk, yang di kancah internasional akan dikenal dengan judul Levitating, tak hanya menjanjikan dari sisi cerita. Ia juga telah menapaki jalan yang panjang dan mengesankan. Diproduseri oleh Siera Tamihardja, Iman Usman, dan Amalia Rusdi, film ini merupakan kolaborasi lintas negara: Indonesia, Singapura, dan Prancis. Sebuah langkah besar untuk sinema nasional.

Tak heran jika Para Perasuk menarik perhatian lembaga film internasional. Di Thailand, mereka menerima hibah dari Purin Pictures dalam program Spring 2025 Post-Production Grants. Purin Pictures, sebagai pendukung sinema independen Asia Tenggara, melihat sesuatu yang kuat dalam film ini. Sebelumnya, di penghujung 2024, film ini juga memenangkan CJ ENM Award dalam ajang bergengsi Asian Project Market, bagian dari Busan International Film Festival (BIFF)—salah satu festival film terbesar di Asia.

Kami merasa bersyukur telah mendapat sambutan dan dukungan internasional, yang sekaligus memberikan optimisme dalam perjalanan film Para Perasuk sehingga karya ini bisa terwujud. Semoga Para Perasuk dapat diterima dengan baik oleh penonton Indonesia dan penonton internasional saat tayang tahun ini,” ujar sang produser, Siera Tamihardja.

Namun, di balik segala pencapaian itu, inti film ini tetaplah cerita. Sebuah kisah tentang Bayu, seorang pemuda dari desa yang tak biasa. Di tempat itu, kerasukan dianggap sebagai puncak pengalaman hidup, sesuatu yang diidamkan. Bayu tumbuh dengan impian menjadi seorang perasuk—dan dari sanalah perjalanan dimulai. Ketika desa itu menghadapi krisis, Bayu tak hanya harus merasuki roh, tapi juga takdirnya sendiri.

Dengan jajaran pemain seperti Angga Yunanda, Anggun, Maudy Ayunda, Bryan Domani, Chicco Kurniawan, Indra Birowo, dan Ganindra Bimo, film ini menjanjikan bukan hanya performa akting, tapi juga eksplorasi psikologis dan spiritual yang jarang disentuh sinema Indonesia.

Kini, film itu telah selesai syuting dan tengah memasuki fase akhir produksi. Satu per satu kepingan misteri mulai dibuka.

Namun untuk benar-benar memahami apa itu Para Perasuk, penonton harus menunggu hingga film ini tayang di bioskop pada tahun 2025.

Dan sampai hari itu tiba, kita bisa mengintip semesta yang tengah dibangun melalui akun resmi Instagram @filmparaperasuk dan @rekatastudio—tempat di mana kerasukan menjadi seni, dan cerita menjadi pengalaman.

Editor: Permadani T.