Retrospektif: Afgan Menyusun Puzzle Hidup Lewat Musik

Retrospektif bukan sekadar album, tapi rumah bagi Afgan: perjalanan pulang menuju musik yang jujur, tenang, dan penuh makna.

ENTERTAINMENT

Redaksi Fasamedia

12/1/20252 min read

Jakarta, Fasamedia — Setelah tujuh tahun tanpa album penuh berbahasa Indonesia, Afgan akhirnya merilis karya terbaru berjudul “Retrospektif”. Album ketujuh ini bukan sekadar catatan karier, tetapi perjalanan spiritual seorang musisi untuk menemukan kembali dirinya.

Selama bertahun-tahun, Afgan mencoba banyak hal: bereksperimen, berjalan, jatuh, bangkit. Dalam album ini ia memilih mundur sejenak, menoleh tanpa sesal, dan mengekspresikannya dalam musik yang lebih matang. “Setelah bertahun-tahun bereksperimen dan berjalan jauh, gue ingin kembali ke akar yang pernah menumbuhkan gue… lebih matang, lebih jujur,” ungkapnya.

Kolaborasi Musisi Gitar dan Atmosfer Baru

“Retrospektif” berisi sepuluh lagu pop dan R&B khas Afgan, namun dengan warna yang lebih natural. Afgan memilih kolaborator yang berbeda dari biasanya — semuanya pemain gitar. Kehadiran Petra Sihombing sebagai produser utama memberikan kehangatan dan nuansa akustik yang terasa dekat.

Proses kreatifnya tidak instan. Petra bercerita, “Afgan datang tanpa banyak rencana, tapi perlahan menemukan arah seiring proses berjalan. Energi itu yang bikin album ini terasa personal.” Indonesia tidak hanya mendapat album baru, tapi juga sudut pandang baru dari Afgan.

Pendengar lama akan merasakan perubahan besar: Afgan bukan lagi sosok dengan balada mewah penuh orkestrasi. Ia lebih ringan, lebih manusiawi, dan lebih nyaman menjadi dirinya sendiri.

Setiap Lagu Adalah Babak

Album dibuka dengan “Misteri Dunia”, refleksi bahwa sakit hati bisa menjadi titik balik menuju cahaya. “Sebentar” adalah perenungan tentang rasa takut kehilangan, sedangkan “Silakan” mengajarkan keberanian memilih damai meski harus melepaskan.

Salah satu lagu paling personal adalah “Peluk” — metafora seorang figur publik yang disorot banyak orang namun justru merasa sendiri. Di sisi lain, “Sampai Jumpa” menghadirkan perpisahan yang penuh harapan; semesta mungkin sengaja menjauhkan dua orang, agar di masa depan mereka kembali dengan pemahaman baru.

Lagu-lagu seperti “Tak Ada Rencana” dan “Masa Iya?” menangkap sisi spontan cinta, kenangan, dan percikan rindu yang datang tak disangka-sangka. “Kepastian” menunjukkan optimisme Afgan dalam menunggu hal yang layak, sementara “The One That Got Away” menutup album dengan lembut, mengingatkan kita bahwa waktu sering jadi guru paling diam-diam.

Lebih dari Album: Sebuah Rumah

“Retrospektif” adalah album yang menolak nostalgia. Ia bukan tentang kembali ke masa lalu untuk terjebak, tapi untuk menerima, memahami, dan berdamai. Afgan menulisnya sebagai ruang aman — bagi pendengar dan bagi dirinya sendiri.

“Gue pengen orang yang dengerin album ini ngerasa ditemani,” ujar Afgan. “Retrospektif adalah perjalanan pulang ke tempat di mana gue pertama kali menemukan makna musik dan jujur sama diri sendiri.”

Album “Retrospektif” kini dapat dinikmati di seluruh platform digital, mengundang pendengar menyusuri jejak emosi, kehilangan, dan ketulusan seorang Afgan yang kembali pulang ke akarnya.

Kontributor: Sarah Limbeng

Editor: Permadani T.