Samsara Pimpin Nominasi di APSA 2025: Karya Sunyi yang Berbicara Lewat Visual

Film bisu karya Garin Nugroho, Samsara, meraih tiga nominasi di APSA 2025. Karya penuh makna tentang cinta, kutukan, dan karma.

FILM

Redaksi Fasamedia

10/16/20251 min read

Jakarta, Fasamedia — Film Samsara karya sutradara kenamaan Garin Nugroho kembali menorehkan prestasi internasional. Film bisu berlatar sejarah dan budaya Bali ini berhasil meraih tiga nominasi di ajang Asia Pacific Screen Awards (APSA) ke-18, yang akan digelar pada 27 November 2025 di Gold Coast, Australia.

APSA, yang sering dijuluki sebagai “Oscar-nya Asia Pasifik”, merupakan ajang penghargaan bergengsi yang mengapresiasi keunggulan sinematik dan keberagaman budaya dari 24 negara. Tahun ini, Samsara memimpin daftar nominasi dengan tiga kategori bergengsi: Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Garin Nugroho, dan Penata Kamera Terbaik untuk Batara Goempar.

“Samsara sudah melalui perjalanan panjang ke berbagai festival dan tempat pemutaran. Mendapat nominasi di Asia Pacific Screen Awards adalah pencapaian yang kami syukuri,” ujar Gita Fara, produser film tersebut. Ia menambahkan, “Terima kasih atas apresiasinya untuk film Samsara. Semoga semakin banyak yang bisa menonton film ini.”

Film ini menonjol karena keberaniannya mengusung format bisu di era digital, sebuah langkah artistik yang jarang ditempuh sineas modern. Samsara mengisahkan seorang pria miskin di Bali tahun 1930-an yang ditolak lamaran cintanya oleh keluarga kaya. Dalam keputusasaan, ia membuat perjanjian dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap demi kekayaan—namun kutukan justru menimpa istri dan anaknya.

Keindahan Samsara tidak hanya terletak pada ceritanya, tapi juga kolaborasi seniman lintas bidang. Film ini melibatkan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, komposer Wayan Sudirana dan Kasimyn dari Gabber Modus Operandi, serta para maestro tari Bali seperti I Ketut Arini dan Cok Sawitri.

Menurut Garin Nugroho, Samsara adalah “film yang berbicara lewat diam”, sebuah refleksi tentang siklus kehidupan, keserakahan, dan karma. “Film ini tidak membutuhkan kata, karena tubuh, cahaya, dan musik sudah berbicara,” ujarnya dalam wawancara sebelumnya.

Dengan sinematografi yang megah karya Batara Goempar, Samsara menghadirkan pengalaman visual yang imersif, mempertemukan budaya tradisional Bali dengan kekuatan sinema modern.

Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 20 November 2025. Penonton dapat mengikuti kabar terbarunya melalui kanal media sosial resmi Samsara.

Samsara membuktikan bahwa diam pun bisa bersuara—dan kali ini, dunia mendengarnya.

Kontributor: Sarah Limbeng

Editor: Permadani T.