Syirik: Danyang Laut Selatan, Film Horor Baru yang Gali Akar Budaya dan Kepercayaan Mistis

Syirik: Danyang Laut Selatan bukan sekadar film horor, tapi perjalanan batin yang menggali kegelapan budaya dan kepercayaan lokal. Kisah cinta, ritual sesat, dan pertarungan moral menyatu dalam teror yang menggugah sekaligus menggetarkan.

FILM

Redaksi Fasamedia

6/16/20252 min read

Jakarta - Industri film horor Indonesia kembali menghadirkan gebrakan baru lewat Syirik: Danyang Laut Selatan, sebuah film yang tak hanya menjual jumpscare, tapi juga menggali sisi gelap budaya, kepercayaan kuno, dan praktik sesat yang masih hidup di tengah masyarakat.

Film yang dijadwalkan tayang serentak pada 19 Juni 2025 ini menjanjikan horor yang bukan sekadar menakut-nakuti, tapi juga menyentuh emosi dan sisi spiritual penonton. Sebuah pendekatan segar yang jarang ditemui dalam film horor lokal.

Di balik aura mistis dan kengerian, film ini mengangkat kisah cinta yang getir antara Said dan Sari. Mereka terjebak dalam konflik batin akibat tekanan tradisi, keluarga, dan kekuatan gaib. “Cinta mereka diuji oleh tradisi kuno, tekanan keluarga, serta ancaman dari kekuatan gaib,” menjadi benang merah yang menjahit konflik personal dengan horor spiritual.

Said, seorang santri yang pulang kampung, mendapati desanya telah jatuh ke dalam kesesatan. Dari sini, konflik utama bermula. Pertarungan nilai antara iman dan penyimpangan menjadi dasar kuat cerita, menambah kedalaman pesan moral di tengah genre horor.

Tak hanya soal cinta dan kepercayaan, film ini juga menyinggung isu kekuasaan. Karakter Ki Dalang, tokoh antagonis yang terobsesi dengan ilmu hitam, berhadapan langsung dengan sang lurah yang dihadapkan pada dilema besar: menyelamatkan warga atau menutupi rahasia kelam desanya.

Konflik ini menyuarakan tema besar tentang pengorbanan, ambisi, dan harga kekuasaan yang menyesatkan. Intrik yang menjadikan Syirik bukan horor biasa, melainkan horor yang menggugah kesadaran.

Film ini diperkuat oleh nama-nama besar seperti Teuku Rassya, Donny Alamsyah, Kinaryosih, Totos Rasiti, Richelle Skornicki, dan Nikita Mirzani. Penampilan mereka jadi jaminan kualitas, apalagi Richelle dan Nikita menunjukkan sisi berbeda dari biasanya.

Richelle Skornicki, yang baru pertama kali tampil di genre horor, berperan sebagai Sari, sosok perempuan dengan dilema batin mendalam. Sementara itu, peran Nikita Mirzani disebut sebagai titik balik dalam kariernya, menunjukkan sisi akting yang lebih emosional dan matang.

Dalam film ini, Nikita menunjukkan dedikasinya sebagai aktris, dengan peran yang menantang dan emosional.

Daya tarik utama film ini juga terletak pada keberaniannya mengangkat mitos dan legenda lokal, khususnya dari daerah Jawa. Mulai dari cerita Danyang penjaga desa, pulung gantung, ritual tumbal, hingga konsep menyeramkan seperti “wayang kulit manusia”, semuanya dikemas sinematik dan terasa otentik.

Lokasi syuting di Wonosari menambah kesan magis. Lanskap alam, nuansa pedesaan, dan arsitektur lokal memperkuat atmosfer film, menjadikan setiap adegan terasa nyata sekaligus mencekam.

Syirik dirancang bukan hanya untuk menakuti, tetapi juga menggugah pemikiran penonton mengenai dampak dari keserakahan, ambisi, dan penyimpangan keyakinan.

Bagi kamu penggemar horor lokal yang tak sekadar mengandalkan efek kejut, Syirik: Danyang Laut Selatan wajib masuk daftar tonton. Film ini menawarkan pengalaman horor yang personal, penuh makna, dan membumi dalam budaya Indonesia.

Ajak teman, pasangan, atau keluarga untuk menyelami misteri dan kengerian yang terasa begitu dekat. Jangan lewatkan di layar lebar mulai 19 Juni 2025!

Editor: Permadani T.