Tiga Saudara, Satu Rumah, Nol Kewarasan: Kenalan dengan Trio GJLS di Ibuku Ibu-Ibu
Tiga saudara, tiga keanehan, satu rumah penuh tawa dan kekacauan. GJLS: Ibuku Ibu-Ibu siap mengajakmu tertawa sambil mikir, "Keluarga seabsurd ini beneran ada nggak sih?"
FILM
Jakarta - Bayangkan kamu tinggal serumah dengan tiga lelaki dewasa yang nggak jelas siapa paling tua, siapa paling waras, dan siapa yang sebenarnya bisa diandalkan. Jawabannya? Nggak ada. Tapi anehnya, justru dari ketidakjelasan itu muncul sesuatu yang langka: kekompakan absurd yang bikin ngakak sekaligus hangat di hati.
Inilah yang coba ditawarkan film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, sebuah komedi keluarga dari trio GJLS: Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir. Dalam film ini, mereka nggak cuma main peran—mereka jadi versi lebih "gila" dari diri mereka sendiri.
Rigen, Pawang Ujan yang Bikin Hujan Tawa
Rigen muncul sebagai pawang ujan—profesi yang biasanya misterius dan khusyuk, tapi kali ini dibumbui dengan gaya ngomong datar, celetukan aneh, dan logika nyeleneh. Bukannya bikin langit cerah, Rigen malah bikin suasana jadi mendung... karena tawa yang nggak berhenti. Setiap kemunculannya bikin kita mikir, “Ini orang lagi serius atau lagi ngelucu sih?” Dan itulah kekuatannya—lucu tanpa harus berusaha keras.
Rispo, Si Anak Online yang Hidupnya Dikejar Cicilan
Kalau kamu ngerasa hidupmu akhir-akhir ini isinya cuma HP, cicilan, dan harapan menang dari aplikasi yang meragukan, berarti kamu sepemikiran sama Rispo. Di film ini, Rispo jadi tokoh yang nggak lepas dari dunia judol (judi online) dan pinjol (pinjaman online). Setiap detik dia pegang HP—bukan buat kerja, tapi buat cari ‘keajaiban finansial’. Karakter ini bukan cuma kocak, tapi juga nyentil. Kita bisa ketawa, tapi juga bisa nyengir kecut karena... eh, kok relate?
Hifdzi, MC Dangdut yang Goyangnya Lebih Pecah dari Panggung 17-an
Dan tentu, dunia belum lengkap tanpa Hifdzi Khoir. Kali ini dia jadi MC dangdutan. Tapi jangan kira MC ini kalem—goyangannya bisa bikin biduan kalah pesona. Dengan gayanya yang over-the-top dan urusan asmara yang nggak kalah absurd, Hifdzi jadi bumbu penyedap yang bikin film ini makin pedas dan beraroma kocak. Dia absurd, tapi entah kenapa... cocok aja.
Satu Keluarga, Tiga Kepala, dan Segudang Kekacauan
Uniknya, film ini nggak pernah ngasih tahu siapa anak sulung, anak tengah, atau si bungsu. Urutan nggak penting, karena ketiganya sama-sama nggak bisa jadi ‘kakak’ atau ‘adik’ dalam arti konvensional. Tapi justru dari sana lahir dinamika yang menarik: saling ribut, saling ganggu, tapi ketika keluarga dalam bahaya... mereka siap turun tangan—dengan cara mereka sendiri yang tentu aja ribet dan ngaco.
Di balik semua kelucuan, GJLS: Ibuku Ibu-Ibu tetap punya hati. Ini cerita tentang keluarga yang nggak sempurna, tapi nyata. Tentang rasa sayang yang aneh bentuknya, tapi tulus isinya. Dan tentang tiga kakak-beradik yang bersatu untuk menyelamatkan ayah mereka dari seorang wanita penipu—dengan cara yang kemungkinan besar justru bikin masalah tambah runyam.
Jadi, kalau kamu lagi butuh hiburan yang nggak cuma lucu tapi juga hangat, jangan lewatkan film ini di bioskop mulai 12 Juni 2025. Siapa tahu setelah nonton, kamu jadi sadar... mungkin keluargamu nggak seabsurd itu. Atau justru, lebih?
Editor: Permadani T.