Tragedi Terra Drone: Kronologi, Investigasi, dan Sorotan Keamanan Gedung di Jakarta
Tragedi kebakaran Terra Drone di Jakarta menewaskan 22 orang. Dugaan berawal dari baterai litium, pemerintah selidiki standar keselamatan gedung.
TRENDING NEWS


Dok. Istimewa
Jakarta, Fasamedia — Kebakaran gedung kantor Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12), menandai salah satu peristiwa kebakaran paling mematikan di ibu kota beberapa tahun terakhir. Dalam insiden yang berlangsung cepat dan menimbulkan kepanikan itu, 22 orang meninggal dunia, sementara 19 orang lainnya berhasil selamat.
Kepala Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat menjelaskan kebakaran berawal dari lantai 1 gedung tujuh lantai itu. “Dugaan awal dari baterai litium. Ada upaya pemadaman di awal menggunakan APAR, tetapi nyala api dan asap sudah telanjur menyebar,” ujarnya.
Beberapa karyawan yang berada di lantai atas terjebak karena asap hitam mengepul dari bawah. Asap tebal membuat jalur evakuasi sulit diakses. “Banyak korban meninggal karena kehabisan oksigen,” ucap pejabat damkar saat dikonfirmasi.
101 Petugas Damkar Dikerahkan
Total 101 petugas pemadam diterjunkan bersama 28 unit kendaraan operasional. Tim fokus membuka akses dari sisi belakang dan atap untuk mengevakuasi para pekerja yang terjebak. Evakuasi melalui rooftop menjadi upaya penyelamatan utama.
Di RSUD Cipto Mangunkusumo, suasana duka menyelimuti keluarga korban. Detik melaporkan seorang suami menangis saat mengetahui istrinya yang tengah hamil menjadi salah satu korban. “Istri saya hamil anak pertama kami,” tuturnya lirih.
Prosedur Keselamatan Gedung Dipertanyakan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara tegas menyoroti bahwa bangunan itu dinilai tidak memiliki standar keselamatan yang memadai. “Gedungnya dibangun tanpa aturan,” ujarnya. Pemerintah daerah berjanji melakukan evaluasi menyeluruh terhadap gedung-gedung sejenis.
Pemprov DKI juga memastikan biaya perawatan korban selamat dan biaya pemakaman seluruh korban jiwa ditanggung pemerintah.
Polisi Mulai Selidiki Unsur Kelalaian
Polres Metro Jakarta Pusat telah memeriksa manajemen Terra Drone untuk menelusuri apakah ada pelanggaran prosedur penyimpanan baterai litium, sistem alarm kebakaran, maupun jalur evakuasi.
“Semua aspek sedang kami dalami. Termasuk pemenuhan standar keselamatan dan perizinan gedung,” kata penyidik.
Insiden ini mendapat sorotan publik dan memicu diskusi luas mengenai kesiapan gedung perkantoran di Jakarta dalam menghadapi risiko kebakaran. Para ahli menilai penyimpanan baterai litium perlu ditangani dengan standar tinggi karena potensi ledakan dan penyulutan api.
Kebakaran Terra Drone menjadi momentum penting bagi pemerintah dan dunia usaha untuk meninjau ulang SOP keselamatan. Penyelidikan masih berlangsung, dan publik menunggu kejelasan mengenai penyebab pasti serta langkah hukum yang mungkin diambil terhadap pihak yang bertanggung jawab.
Penulis: Permadani T.
Editor: Permadani T.
