Tragedi Wisata RS Jember: Bus Rombongan Terjun di Bromo, 8 Tewas
Sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan karyawan RS Bina Sehat Jember mengalami kecelakaan maut di jalur Gunung Bromo, Probolinggo. Delapan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat dugaan rem blong saat bus melaju di jalan menurun.
TRENDING NEWS


Doc. Istimewa
Probolinggo, Fasamedia — Suasana duka menyelimuti keluarga besar RS Bina Sehat (RSBS) Jember setelah kecelakaan bus pariwisata yang ditumpangi karyawan beserta keluarga terjadi di jalur Gunung Bromo, Minggu (15/9). Bus dengan nomor polisi P-7221-UG itu membawa 52 penumpang dalam rangka family gathering, namun perjalanan berubah tragedi.
Rombongan karyawan RSBS Jember bersama keluarga berangkat untuk rekreasi ke Bromo sekaligus merayakan kelulusan program pendidikan D3 ke S1. Namun, saat perjalanan pulang melewati Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, bus mengalami masalah serius.
“Bus diduga mengalami rem blong saat melewati jalan menurun dan menikung,” ungkap Kasatlantas Polres Probolinggo, seperti dikutip dari keterangan resmi.
Sopir berusaha menghentikan laju kendaraan dengan menarik rem tangan, namun upaya itu gagal. Bus kemudian melaju tak terkendali, menyerong ke kanan, lalu menabrak pembatas jalan dan sebuah sepeda motor. Benturan keras membuat kaca depan dan samping bus pecah. Beberapa penumpang bahkan terlempar keluar.
Tragedi ini menewaskan 8 orang penumpang, sementara 44 lainnya mengalami luka-luka dengan kondisi beragam. Para korban luka langsung dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan, antara lain RSUD Dr. Saleh, RSU Ar-Rozy, Puskesmas Sukapura, Lumbang, dan Wonomerto.
“Total ada 52 orang di dalam bus. Delapan meninggal dunia, sisanya mengalami luka berat dan ringan,” jelas seorang petugas dari BPBD Probolinggo.
Polisi kini telah mengamankan sopir bus berinisial AB yang selamat dari kecelakaan. Selain itu, pihak kepolisian juga memanggil pengelola PO bus untuk dimintai keterangan mengenai kelayakan armada yang digunakan.
“Kami masih melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap sopir serta pihak perusahaan otobus,” kata Kapolres Probolinggo.
Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan masih didalami. Dugaan utama mengarah pada rem blong, namun aparat berwenang tetap melakukan pemeriksaan teknis kendaraan dan keterangan saksi di lapangan.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pemeriksaan kelayakan armada pariwisata sebelum perjalanan, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Penulis: Permadani T. | Editor: Permadani T.